HEPATOMA (Karsinoma primer dari Hati)

I. PENGERTIAN

Hepatoma merupakan penyakit tumor jinak hati, penyakit ini biasanya muncul pada penderita abses hati karena amuba. Tidak jarang pada penderita Hepatoma terdapat jelas tanda-tanda dari hipertensi portal serta kegagalan faal hati, sebagaimana tanda-tan

da yang terdapat pada penderita cirrhosis hepatic, oleh karena banyak hepatoma primer mempunyai dasar cirrhosis hepatic terutama type Macronodulair. Pada penderita hepatoma ketahanan hidupnya antara 4 bulan sampai 1 tahun sejak ditegakkan diagnosa.

(Boediwarsono;1979)

II. ETIOLOGI

- Factor resiko primer


- Hepatitis

- Sirosis hepato toksin

- Trauma metatasis dari tempat lain, umumnya dari visera abdomen, payudara, paru-paru, ginjal,

ovarium, testis dan kulit.

(Barbara C. Long;1996)

III. PATOFISIOLOGI



















IV. MANIFESTASI KLINIS

a. BB menurun

b. Lemah

c. Badan kuning

d. Anemia

e. Asites

f. Edema

g. Nyeri pada kuadran kanan atas

h. Hepatomegali

i. Demm

j. Peningkatan enzim hati (SGOT, SGPT)

k. Peningkatan kecepatan sedimentasi

(Barbara C. Long;1996)

V. PENATALAKSANAAN

Sama seperti penderita penyakit keganasan lainnya, pada hepatoma belum ada cara pengobatan yang memuaskan. Cara-cara yang telah dicoba adalah sebagai berikut:

1. Lobektomi, untuk tumor yang kecil dan terlokalsisir

2. Sitostatika, yang sering digunakan hádala 5-F.U. = Fluorouracil. Dosis yang diberikan antara 15 mg/kg BB diberikan melalui iv, deberikan 1 minggu sekali.

3. Kombinasi antara: methotrexate-Cyclophosphamide-Vincristin-5 F.U.

4. Kombinasi antara 5-F.U. dan immunisasi aktif dengan B.C.G vaksinasi (immuno terapi)

5. Hepatic dearterialisasi

(Boediwarsono;1979)

VI. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ansietas/kecemasan berhubungan dengan ketakutan akibat ketidaktahuan

2. Perubahan pola tidur berhubungan dengan stress yang berlebih

3. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terjadinya pembengkakan dan pertumbuhan sel baru.

VII. INTERVENSI

DX1 : Kecemasan berhubungan dengan ketakutan akibat ketidaktahuan

Intervensi :

1. Kaji tingkat kecemasan

R/ : untuk mengetahui tingkat kecemasan yang dialami pasien

2. Berikan helth education

R/ : Agar pasien dapat mengontrol diri

DX2 : Perubahan pola tidur berhubungan dengan stress yang berlebih

Intervensi :

1. Berikan rasa nyaman untuk istirahat tidur

R/ : Menstabilkan kondisi psikologis pasien

DX3 : Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terjadinya pembengkakan dan pertumbuhan sel baru.

Intervensi :

1. Kaji tingkat nyeri

R/ : Untuk mengetahui tingkat nyeri yang diderita pasien

2. Berikan tindakan relaksasi

R/ : Agar pasien dapat mengontrol sendiri rasa nyeri yang dideritanya

3. Berikan analgesik

R/ : Untuk mengurangi rasa nyeri

DAFTAR PUSTAKA

- Boediwarsono, 1979, Beberapa Segi Praktis Dalam Ilmu Penyakit Dalam, Surabaya, CV. Libra Jaya Press

- C. Long, Barbara, 1996, Perawatan Medikal Bedah, Bandung, Yayasan IAPK Pajajaran Bandung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cedera Otak Ringan (COR)

RHEUMATIC FEVER (Demam reumatik)